Jumat, 01 September 2017

Segitiga Exposure

Segitiga Exposure

Cara mudah memahami segitiga exposure untuk pemula
Fotografi (photography) semakin berkembang di masyarakat belakangan ini. Banyak yang memulai hobi fotografi ataupun sekedar ingin belajar mengabadikan momen yang indah dengan kamera. Perkembangan kamera DSLR pun semakin pesat. Kunci mendapatkan hasil foto yang indah adalah dengan menentukan nilai exposure yang tepat.
Untuk kita yang lagi belajar fotografi mungkin akan kesulitan dalam menentukan nilai exposure yang tepat. Untuk bisa menentukan exposure yang tepat kita harus tau dulu komponen-komponen penentu exposure seperti  shutter speed, ISO, dan aperture (diafragma). Kita akan mempelajari komponen-kompone exposure tersebut satu persatu.

Memahami konsep segitiga exposure
Konsep segitiga exposure adalah konsep dasar fotografi untuk menentukan nilai exposure yang tepat berdasarkan nilai Shutter Speed, Aperture, dan ISO.

Shutter Speed
Shutter Speed atau biasa disebut dengan kecepatan rana adalah nilai kecepatan terbukanya jendela kamera sehingga cahaya bisa masuk ke dalam sensor kamera. Shutter speed bisa diibaratkan dengan keran air, jika kita membuka keran air dengan lama maka air yang keluar banyak, sebaliknya jika kita membuka keran air dengan cepat maka air yang dikeluarkan tentunya sedikit. Kira-kira begitu logika sederhana dari shutter speed ini. Oh iya, Satuan shutter speed adalah detik (s). 
Kalau kita mau membekukan subjek yang bergerak maka gunakan shutter speed yang cepat misalnya 1/500 atau 1/800 tapi disesuaikan dengan kondisi cahaya. Nah kalo kita mau membuat subjek yang bergerak tersebut menjadi blur maka gunakan shutter speed yang lambat misalnya 1 s (detik) atau 1/4 s (detik) tergantung kondisi cahaya ya. Karena komponen yang lainnya seperti aperture dan ISO juga harus seimbang.

Contoh ilustrasi Shutter Speed.
Ilustrasi Shutter Speed
ilustrasi shutter Speed


Kalau kita menggunakan mode manual di kamera DSLR kita, maka nilai shutter speed ini harus kita tentukan secara manual berdasarkan kondisi cahaya yang ada.

Aperture/ Diafragma
Aperture atau biasa disebut juga dengan diafragma adalah bukaan komponen lensa. Aperture ini terbuat dari bilah-bilah lempengan logam yang ditengahnya bisa membuka dengan lebar dan sempit sehingga mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk ke dalam lensa sampai ke sensor kamera. Dalam fotografi aperture ini dilambangkan dengan huruf "f" dengan satuannya diameter bilah-bilah logam tersebut. 

Ilustrasi Aperture /Diafragma
ilustrasi Aperture /Diafragma
ilustrasi Aperture /Diafragma
Contoh penulisannya seperti ini f/1.8 atau f/x dimana "x" adalah diameter bilah-bilah tadi. Kalo logika sederhananya adalah aperture bagaikan besarnya pipa yang mengalirkan air. Semakin besar pipa nya maka air yang dialirkan bisa semakin banyak, begitu juga sebaliknya. Gampang kan?

ISO
Nah komponen yang terakhir adalah ISO. ISO adalah sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya, kaya wanita lagi datang bulan suka sensitif, hehehe...just kidding. Jadi tiap kamera punya sensitifitas ISO yang berbeda-beda tapi kalo kita pengen hasil foto kita terlihat bening, usahakan selalu menggunakan ISO yang rendah. Kalo ISO tinggi maka cahaya yang masuk semakin banyak tapi semakin besar resiko terjadinya noise atau bintik-bintik di foto. 
Ilustrasi ISO
ilustrasi ISO
Kalau diibaratkan ISO ini seperti kain. Coba kita perhatikan kain kan ada kaya pori-pori nya kalo kita tarik kainnya maka pori-pori kain tersebut semakin lebar dan cahaya bisa tembus. Tapi jadi ada bintik-bintik cahaya yang masuk itu yang disebut noise. Paham kan? Pokoknya kalau kita motret usahakan nilai ISO nya rendah, defaultnya sih 100 nilainya. Kecuali dalam keadaan sangat amat terpaksa. Misalkan kita berada di cahaya yang remang-remang, nah mending kita beli flash eksternal deh buat nambah sumber cahaya daripada naikin nilai ISO nya. Flash eksternal juga penting untuk nambah skill dan kreatifitas fotografi kita. Nanti dibahas lebih lanjut tentang flash eksternal ini. Mungkin itu yang bisa saya bagikan untuk kita mengenai segitiga exposure ini. Mudah-mudahan bahasanya bisa dimengerti, kalau masih ada yang belum jelas bisa tanya di komentar di bawah artikel ini. Untuk bisa lebih memahami tentang fotografi kita bisa baca banyak artikel dan materi fotografi menarik. 

AkuYang Pendosa


Tuhanku ketika aku bermasiat kepada-Mu aku tidak bermaksud mendurhakai-Mu. 
Ketika aku melakukan dosa bukannya aku tidak tahu bahwa adzabnya sangat pedih.
Ketika aku melakukan dosa bukannya aku tidak tahu bahwa aku tidak pernah bisa lepas dari penglihatan-Mu.
Tetapi jika bukan Engkau siapakah yang akan menolongku.
Kalau Engkau putus-kan tali ini siapakah yang akan sanggup menyambungnya kembali.
Tuhanku, setiap usia-ku bertambah, bertambah pula dosa-dosaku.
Setiap aku bertaubat setiap itu pula aku kembali kepada dosa dan tidak malu kepada-Mu.”