Segitiga Exposure |
Cara mudah memahami segitiga exposure untuk pemula
Fotografi (photography) semakin berkembang di masyarakat
belakangan ini. Banyak yang memulai hobi fotografi ataupun sekedar ingin
belajar mengabadikan momen yang indah dengan kamera. Perkembangan kamera DSLR
pun semakin pesat. Kunci mendapatkan hasil foto yang indah adalah dengan
menentukan nilai exposure yang tepat.
Untuk kita yang lagi
belajar fotografi mungkin akan kesulitan dalam menentukan nilai exposure yang
tepat. Untuk bisa menentukan exposure yang tepat kita harus tau dulu
komponen-komponen penentu exposure seperti shutter speed, ISO, dan
aperture (diafragma). Kita akan mempelajari komponen-kompone exposure tersebut
satu persatu.
Memahami konsep segitiga
exposure
Konsep segitiga exposure
adalah konsep dasar fotografi untuk menentukan nilai exposure yang tepat
berdasarkan nilai Shutter Speed, Aperture, dan ISO.
Shutter Speed
Shutter Speed atau biasa
disebut dengan kecepatan rana adalah nilai kecepatan terbukanya jendela kamera
sehingga cahaya bisa masuk ke dalam sensor kamera. Shutter speed bisa
diibaratkan dengan keran air, jika kita membuka keran air dengan lama maka air
yang keluar banyak, sebaliknya jika kita membuka keran air dengan cepat maka
air yang dikeluarkan tentunya sedikit. Kira-kira begitu logika sederhana dari
shutter speed ini. Oh iya, Satuan shutter speed adalah detik (s).
Kalau kita mau membekukan
subjek yang bergerak maka gunakan shutter speed yang cepat misalnya 1/500 atau
1/800 tapi disesuaikan dengan kondisi cahaya. Nah kalo kita mau membuat subjek
yang bergerak tersebut menjadi blur maka gunakan shutter speed yang lambat
misalnya 1 s (detik) atau 1/4 s (detik) tergantung kondisi cahaya ya. Karena
komponen yang lainnya seperti aperture dan ISO juga harus seimbang.
Contoh ilustrasi Shutter Speed.
Kalau diibaratkan ISO ini
seperti kain. Coba kita perhatikan kain kan ada kaya pori-pori nya kalo kita
tarik kainnya maka pori-pori kain tersebut semakin lebar dan cahaya bisa
tembus. Tapi jadi ada bintik-bintik cahaya yang masuk itu yang disebut noise.
Paham kan? Pokoknya kalau kita motret
usahakan nilai ISO nya rendah, defaultnya sih 100 nilainya. Kecuali dalam
keadaan sangat amat terpaksa. Misalkan kita berada di cahaya yang
remang-remang, nah mending kita beli flash eksternal deh buat nambah sumber
cahaya daripada naikin nilai ISO nya. Flash eksternal juga penting untuk nambah
skill dan kreatifitas fotografi kita. Nanti dibahas lebih lanjut tentang flash
eksternal ini. Mungkin itu yang bisa saya bagikan untuk kita mengenai segitiga
exposure ini. Mudah-mudahan bahasanya bisa dimengerti, kalau masih ada yang
belum jelas bisa tanya di komentar di bawah artikel ini. Untuk bisa lebih memahami
tentang fotografi kita bisa baca banyak artikel dan materi fotografi menarik.
Contoh ilustrasi Shutter Speed.
ilustrasi shutter Speed |
Kalau kita menggunakan mode
manual di kamera DSLR kita, maka nilai shutter speed ini harus kita tentukan
secara manual berdasarkan kondisi cahaya yang ada.
Aperture/ Diafragma
Aperture atau biasa disebut
juga dengan diafragma adalah bukaan komponen lensa. Aperture ini terbuat dari
bilah-bilah lempengan logam yang ditengahnya bisa membuka dengan lebar dan
sempit sehingga mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk ke dalam lensa sampai
ke sensor kamera. Dalam fotografi aperture ini dilambangkan dengan huruf
"f" dengan satuannya diameter bilah-bilah logam tersebut.
ilustrasi Aperture /Diafragma |
Contoh penulisannya seperti
ini f/1.8 atau f/x dimana "x" adalah diameter bilah-bilah tadi. Kalo
logika sederhananya adalah aperture bagaikan besarnya pipa yang mengalirkan
air. Semakin besar pipa nya maka air yang dialirkan bisa semakin banyak, begitu
juga sebaliknya. Gampang kan?
ISO
Nah komponen yang terakhir
adalah ISO. ISO adalah sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya, kaya wanita
lagi datang bulan suka sensitif, hehehe...just kidding. Jadi tiap kamera punya
sensitifitas ISO yang berbeda-beda tapi kalo kita pengen hasil foto kita
terlihat bening, usahakan selalu menggunakan ISO yang rendah. Kalo ISO tinggi
maka cahaya yang masuk semakin banyak tapi semakin besar resiko terjadinya
noise atau bintik-bintik di foto.
Ilustrasi ISO
ilustrasi ISO |